Review Film Fast & Furious: Hobbs & Shaw
Pertama kali dengar bahwa Dwayne Johnson akan membintangi film layar lebar terbarunya, saya langsung setuju diajak nonton. Meski denger judulnya "Fast & Furious" agak gimana gitu, itu kan film yang mengandung adegan kekerasan dan kejar-kejaran.
Tapi mau dong lihat Dwayne Johnson beraksi. Akhirnya pada tanggal 30 Juli saya nonton perdana di bioskop CGV Transmart Maguwo.
Sinopsis:
Luke Hobbs (Dwaney Johnson) & Deckard Shaw (Jason Statham) dipertemukan dalam sebuah misi penyelamatan dunia dari virus berbahaya. Sayangnya virus itu kini ada di dalam tubuh Hattie Shaw (Vanessa Kirby) yang adalah adik Deckard. Dan waktu mereka untuk mengeluarkan virus itu hanya tinggal beberapa jam saja.
Mereka bertiga pun harus pergi ke sebuah tempat di mana ada alat khusus untuk mengeluarkan virus itu. Tetapi hal itu sangatlah tidak mudah karena Brixton (Idris Elba) musuh lama Deckard Shaw muncul kembali dalam tubuh yang telah dirancang sedemikian rupa sehingga sulit terkalahkan.
Adegan tembak-menembak, perkelahian dan kejar-kejaran pun selalu ada di tiap menit film ini diputar. Syukurlah, ketegangan itu diselingi dengan adegan kocak sehingga saya nggak kaku nontonnya. He, he.
Kesan yang didapat dari film ini kalo menurut saya lebih menonjolkan hubungan keluarga. Antara ayah dan anak, antar saudara, kakak beradik yang kurang baik sekarang diperbaiki lewat kejadian yang kurang menyenangkan.
Pemulihan hubungan keluarga Hobbs dan keluarga Shaw diperlihatkan di akhir cerita, meski terkesan agak terburu-buru diselesaikan dalam beberapa menit.
Untuk saya, adegan kejar-kejaran antara pasukan musuh dan tim Hobbs selalu jadi adegan yang mengesankan. Wow!!! Masak sih bisa gitu? Ah, namanya juga film kan cuma khayalan yang diwujudkan dalam bentuk film.
Pokoknya saya puas nonton aksinya Dwayne Johnson yang kembali total dalam ciri khas beraktingnya.
Tapi mau dong lihat Dwayne Johnson beraksi. Akhirnya pada tanggal 30 Juli saya nonton perdana di bioskop CGV Transmart Maguwo.
Sindonews |
Sinopsis:
Luke Hobbs (Dwaney Johnson) & Deckard Shaw (Jason Statham) dipertemukan dalam sebuah misi penyelamatan dunia dari virus berbahaya. Sayangnya virus itu kini ada di dalam tubuh Hattie Shaw (Vanessa Kirby) yang adalah adik Deckard. Dan waktu mereka untuk mengeluarkan virus itu hanya tinggal beberapa jam saja.
Mereka bertiga pun harus pergi ke sebuah tempat di mana ada alat khusus untuk mengeluarkan virus itu. Tetapi hal itu sangatlah tidak mudah karena Brixton (Idris Elba) musuh lama Deckard Shaw muncul kembali dalam tubuh yang telah dirancang sedemikian rupa sehingga sulit terkalahkan.
Adegan tembak-menembak, perkelahian dan kejar-kejaran pun selalu ada di tiap menit film ini diputar. Syukurlah, ketegangan itu diselingi dengan adegan kocak sehingga saya nggak kaku nontonnya. He, he.
Kesan yang didapat dari film ini kalo menurut saya lebih menonjolkan hubungan keluarga. Antara ayah dan anak, antar saudara, kakak beradik yang kurang baik sekarang diperbaiki lewat kejadian yang kurang menyenangkan.
Pemulihan hubungan keluarga Hobbs dan keluarga Shaw diperlihatkan di akhir cerita, meski terkesan agak terburu-buru diselesaikan dalam beberapa menit.
Untuk saya, adegan kejar-kejaran antara pasukan musuh dan tim Hobbs selalu jadi adegan yang mengesankan. Wow!!! Masak sih bisa gitu? Ah, namanya juga film kan cuma khayalan yang diwujudkan dalam bentuk film.
Pokoknya saya puas nonton aksinya Dwayne Johnson yang kembali total dalam ciri khas beraktingnya.
0 Komentar
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini. Mohon maaf komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu untuk menghindari komentar spam dan link hidup.